Masyarakat Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, tak hanya nguri uri makanan tradisional. Mereka juga masih mengkonsumsi minuman tradisional, juga secara turun temurun. Minuman itu teh pucuk daun hijau, yang diolah dan diramu sendiri.
Udara di Desa Mangli sangat sejuk, pemandangannya sangat indah, terlebih saat melihat sikap dan perilaku masyarakat yang hidup sederhana. Mereka bekerja di ladang tanpa mengenal lelah. Pulang dari ladang, selalu membawa rumput untuk pakan ternak, serta kayu bakar untuk keperluan masak.
Desa Mangli berada di ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut (DPL), merupakan desa paling tinggi di wilayah Kabupaten Magelang. Suhu udaranya dibawah 20 derajat celcius pada siang hari, karena sinar matahari sering tertutup awan. Luas desa mencapai 233 hektar, terdiri 94 hektar hutan lindung, 14 hektar pemukiman penduduk, dan 125 hektar areal pertanian.
Pemandangan Desa Mangli cukup indah, batasan tanah ditata model terasering yang ditandai dengan tanaman teh, membentuk trap (undakan) setengah lingkaran, baik tanah pekarangan, perkebunan dan pemukiman. Atap rumah warga, mayoritas menggunakan seng untuk menyerap panas matahari.
Ternyata teh juga merupakan minuman tradisional yang masih disuka masyarakat setempat. Warga juga mengolah minuman teh sendiri yang dipetik dari ladang, karena setiap pembatas ladang sawah terdapat tanaman pohon teh yang tumbuh subur.
Setiap saat, pucuk daun teh hijau dapat dipetik kemudian diolah dan dikeringkan tanpa sinar matahari. Cara mengolahnya pun sangat unik, karena tidak dijemur menggunakan sinar matahari, tapi daun daun teh hijau yang baru dipetik itu, lalu digoreng sangan menggunakan tempayan.
Setelah daun teh berwarna kecoklatan baru diangkat dan siap disajikan dengan air panas dan menggunakan gula jawa. Cara pengolahan ini menurut warga setempat memang resep peninggalan nenek moyang mereka. "Dengan pengolahan tradisional seperti itu malah rasanya lebih nikmat," kata salah seorang warga Mangli.
Kepala Desa Mangli, Juwandi menambahkan, potensi yang dimiliki Mangli, terdapat area perkebunan teh, buah dan sayuran. Areal perkebunan sangat luas dan berbukit. Setiap keluarga memiliki pasokan jagung untuk persediaan makan hingga musim panen mendatang. Sedangkan teh, dipetik sendiri meski menjadi tanaman selingan di galengan sawah.
Udara di Desa Mangli sangat sejuk, pemandangannya sangat indah, terlebih saat melihat sikap dan perilaku masyarakat yang hidup sederhana. Mereka bekerja di ladang tanpa mengenal lelah. Pulang dari ladang, selalu membawa rumput untuk pakan ternak, serta kayu bakar untuk keperluan masak.
Desa Mangli berada di ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut (DPL), merupakan desa paling tinggi di wilayah Kabupaten Magelang. Suhu udaranya dibawah 20 derajat celcius pada siang hari, karena sinar matahari sering tertutup awan. Luas desa mencapai 233 hektar, terdiri 94 hektar hutan lindung, 14 hektar pemukiman penduduk, dan 125 hektar areal pertanian.
Pemandangan Desa Mangli cukup indah, batasan tanah ditata model terasering yang ditandai dengan tanaman teh, membentuk trap (undakan) setengah lingkaran, baik tanah pekarangan, perkebunan dan pemukiman. Atap rumah warga, mayoritas menggunakan seng untuk menyerap panas matahari.
Ternyata teh juga merupakan minuman tradisional yang masih disuka masyarakat setempat. Warga juga mengolah minuman teh sendiri yang dipetik dari ladang, karena setiap pembatas ladang sawah terdapat tanaman pohon teh yang tumbuh subur.
Setiap saat, pucuk daun teh hijau dapat dipetik kemudian diolah dan dikeringkan tanpa sinar matahari. Cara mengolahnya pun sangat unik, karena tidak dijemur menggunakan sinar matahari, tapi daun daun teh hijau yang baru dipetik itu, lalu digoreng sangan menggunakan tempayan.
Setelah daun teh berwarna kecoklatan baru diangkat dan siap disajikan dengan air panas dan menggunakan gula jawa. Cara pengolahan ini menurut warga setempat memang resep peninggalan nenek moyang mereka. "Dengan pengolahan tradisional seperti itu malah rasanya lebih nikmat," kata salah seorang warga Mangli.
Kepala Desa Mangli, Juwandi menambahkan, potensi yang dimiliki Mangli, terdapat area perkebunan teh, buah dan sayuran. Areal perkebunan sangat luas dan berbukit. Setiap keluarga memiliki pasokan jagung untuk persediaan makan hingga musim panen mendatang. Sedangkan teh, dipetik sendiri meski menjadi tanaman selingan di galengan sawah.
0 komentar:
Posting Komentar