Dugaan korban kecelakaan pesawat Cassa 212-200 di kawasan Bahorok, Langkat, Sumatra Utara, masih hidup sebelum ditemukan meninggal bukan isapan jempol. Lita mengaku sempat menghubungi nomor telepon Astuti, salah satu korban meninggal kecelakaan itu.
"Saya mencoba telepon sampai 100 kali. Susah masuknya," kata Lita, saat dihubungi Metro TV melalui saluran telepon, Sabtu (1/10). Pada Kamis (29/9) malam, sempat ada yang mengangkat nomor telepon, bahkan menjawab. "Suaranya halo-halo, terus putus," jelas Lita sembari menangis. Pesawat dari Medan menuju Kutacane, Aceh Tenggara, itu jatuh Kamis pagi.
Menurut Lita, yang menjawab itu anak kecil. Ia menduga, dia adalah Tia Apriliani, anak pasangan Astuti dan Suriadi. Ketiganya menumpang pesawat Cassa itu. Setelah itu, Lita mencoba mengontak kembali, tapi tidak tersambung. Lain kali, setelah tersambung ternyata tak ada yang menjawab.
Tidak putus asa, Lita mencoba menghubungi lagi pada Jumat (30/9) pagi. "Ada suara perempuan, tapi lemah sekali," kata Lita. Terakhir kali, kata Lita, ada seorang laki-laki yang menangkat. Ia memanggil-manggil nama seseorang agar bertahan karena pasti selamat. Ternyata, Sabtu (1/10) siang, ketika tim evakuasi mencapai lokasi pesawat jatuh, 14 penumpang dan empat kru ditemukan sudah tewas. Mereka meninggal di tempat duduk masing-masing.
Sumber : Metrotvnews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar